Pengertian Digital Model

Pendahuluan: Pengertian Digital Model

Yesternight.id – Pada artikel kali ini mimin akan membahas tentang Pengertian Digital Model. Di era digital yang penuh dengan inovasi, model bisnis tradisional mulai bertransformasi. Muncullah konsep baru yang di sebut Digital Model, sebuah strategi jitu untuk meraih kesuksesan di era internet.

Berikut adalah penjelasan dan jenis jenis digital model:

Digital Terrain Model (DTM) 

Digital Terrain Model (DTM) adalah representasi digital dari medan atau permukaan tanah pada area atau lokasi tertentu. Ini adalah model tiga dimensi yang memberikan informasi tentang ketinggian, kemiringan, dan fitur topografi lainnya dari suatu medan. 

DTM di buat menggunakan model elevasi digital (DEM), yaitu kumpulan data yang memberikan informasi tentang elevasi permukaan tanah. DEM biasanya di hasilkan menggunakan teknologi penginderaan jauh seperti LIDAR, yang menggunakan pulsa laser untuk mengukur jarak antara tanah dan sensor. 

Kegunaan DTM

Pemetaan topografi: DTM dapat di gunakan untuk membuat peta rinci suatu daerah, yang dapat berguna untuk berbagai aplikasi, seperti perencanaan penggunaan lahan, penilaian lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam. 

Desain teknik: DTM dapat di gunakan untuk mengevaluasi kesesuaian suatu lokasi untuk proyek konstruksi, seperti jalan raya, jaringan pipa, dan bangunan. Mereka juga dapat di gunakan untuk merancang dan memodelkan infrastruktur seperti sistem drainase dan dataran banjir. 

Penilaian bahaya: DTM dapat di gunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya, seperti tanah longsor, banjir, dan erosi, dan untuk mengembangkan strategi mitigasi. 

DTM adalah alat penting untuk berbagai industri, termasuk survei, teknik, dan pengelolaan lingkungan. Mereka memberikan representasi medan yang detail dan akurat, yang dapat membantu meningkatkan akurasi dan efisiensi berbagai jenis proyek. 

Digital Elevasi Model (DEM)

Digital Elevation Model (DEM) merupakan salah satu bentuk presentasi digital ketinggian bumi. DEM terbentuk dari titik sampel yang mempunyai nilai koordinat 3D (X,Y,Z). Titik sampel adalah titik yang di peroleh dari pengambilan sampel permukaan bumi. Hasil pengambilan sampel permukaan bumi di peroleh dari pengukuran atau pengumpulan data ketinggian titik-titik yang di anggap mewakili relief permukaan bumi. Data pengambilan sampel dari titik-titik tersebut kemudian di olah untuk mendapatkan koordinat titik-titik sampel. 

Jika titik sampel sangat padat, maka permukaan topografi akan di tentukan kedalamannya. Jika titik sampel tidak cukup padat, karakter bidang yang penting dapat hilang. Misalnya pada daerah pengukuran terdapat sebuah bukit yang mempunyai perbedaan ketinggian dengan permukaan tanah di sekitarnya, namun karena tidak di ambil titik sampel pada bukit tersebut maka DEM yang di hasilkan adalah datar dan bentuk bukit tersebut tidak di sajikan dalam bentuk bukit. DEM tersebut. 

Permukaan tanah pada DEM di modelkan dengan cara membagi luasan menjadi bidang-bidang yang saling terhubung di mana bidang-bidang tersebut dibentuk oleh titik-titik yang membentuk DEM. Titik-titik tersebut dapat berupa titik contoh permukaan tanah maupun hasil interpolasi dan ekstrapolasi titik contoh. 

Digital Surface Model (DSM) 

Digital Surface Model (DSM) merupakan model permukaan bumi yang menggambarkan seluruh benda yang terlihat di permukaan bumi. Objek bangunan dan vegetasi yang menutupi permukaan tanah, serta objek permukaan tanah yang terbuka di masukkan dalam data DSM. Kemunculan DSM akan menggambarkan bentuk permukaan bumi seperti keadaan sebenarnya yang terlihat dari foto atau citra satelit. 

Perbedaan DEM, DTM DAN DSM 

Perbedaan ketiga model permukaan bumi yang telah di jelaskan terletak pada informasi ketinggian yang di sajikan pada masing-masing model permukaan bumi. DEM/DTM hanya menampilkan ketinggian permukaan tanah, sedangkan DSM menyajikan ketinggian permukaan tanah dan benda-benda yang terlihat dari atas tanah seperti vegetasi, bangunan, dll. DTM merupakan DEM yang telah di tambahkan fitur breaklines sehingga dapat memberikan definisi yang lebih baik mengenai karakteristik permukaan topografi, seperti sungai, garis punggung bukit, dll. Namun, untuk tujuan praktis, DEM umumnya identik dengan Digital Terrain Model (DTM). 

Kualitas DEM, DSM, DAN DTM 

Kualitas data dari DEM, DTM, dan DSM terlihat dari keakuratan dan presisi data yang di hasilkan. Di lihat dari keakuratannya, nilai ketinggian titik (Z) pada DEM, DTM dan DSM di bandingkan dengan nilai sebenarnya yang di anggap benar. Nilai Z yang di anggap benar di tentukan dengan mengukur titik sampel secara langsung pada daerah pengukuran. Di lihat dari presisinya, kualitas DEM, DTM, dan DSM di tentukan oleh banyaknya informasi yang dapat di berikan. Presisi tergantung pada jumlah dan distribusi titik sampel serta keakuratan titik sampel sebagai masukan pembentukan DEM, DTM dan DSM serta metode interpolasi untuk mendapatkan ketinggian titik pembentuk DEM, DTM dan DSM. Titik sampel yang di pilih untuk di gunakan harus dapat mewakili bentuk medan secara keseluruhan sesuai dengan kebutuhan penerapan. 

Aplikasi DEM/DTM DAN DSM 

Aplikasi DEM/DTM dan DSM telah banyak digunakan di berbagai bidang, mulai dari tahap perencanaan hingga pemeliharaan. Berikut beberapa aplikasi DEM/DTM, antara lain: 

  • visualisasi 3D suatu cakupan permukaan (arsitektur lanskap), 
  • analisis statistik dan perbandingan tipe permukaan tanah/terrain, 
  • penghitungan kemiringan lereng, arah lereng, jarak lereng (perhitungan limpasan air dan erosi), 
  • banjir simulasi genangan, simulasi jangkauan tsunami, 
  • Nilai Z dapat disubstitusikan ke berbagai variabel seperti variabel iklim, curah hujan, kebisingan, polusi atau air tanah, 
  • penentuan lokasi RBS, telepon seluler, dan stasiun/menara relai TV, 
  • perencanaan jalan tol, jalur kereta api dan perhitungan tanggul dan penggalian, serta 
  • penentuan rencana jalur listrik tegangan tinggi 

Aplikasi DSM dalam pemodelan 3D dapat digunakan untuk perencanaan kota, penerbangan, dan lain-lain. Dalam perencanaan kota, DSM dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai perbedaan tutupan lahan dan kondisinya. Oleh karena itu, Dalam penerbangan, DSM dapat digunakan untuk menentukan penghalang landasan pacu di zona pendaratan sebuah pesawat.

Penutup: Pengertian Digital Model

Di era digital yang penuh dengan peluang dan tantangan, Digital Model hadir sebagai solusi inovatif bagi perusahaan yang ingin berkembang pesat dan mencapai kesuksesan. Dengan memahami dan menerapkan Digital Model secara tepat, perusahaan dapat meningkatkan daya saing, menjangkau pasar yang lebih luas, dan menghadirkan pengalaman baru yang bernilai bagi pelanggan.

Digital Model bukan hanya sekadar tren, tetapi sebuah transformasi fundamental dalam dunia bisnis. Bagi perusahaan yang ingin tetap relevan dan kompetitif di masa depan, menerapkan Digital Model adalah sebuah keharusan.

Tinggalkan komentar