Menonton merupakan kegiatan hiburan yang dapat dilakukan di waktu senggang. Tak hanya itu, dengan menonton juga kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan, informasi, dan pengalaman baru yang tak pernah diketahui sebelumnya. Salah satu tontonan yang terkenal saat ini adalah Emily in Paris. Merupakan serial komedi-romantis yang pertama kali ditayangkan di Netflix pada Oktober 2020 silam. Emily in Paris menceritakan kisah tentang Emily, wanita asal Chicago, Amerika yang harus pindah untuk melakukan pekerjaan dan membagikan sudut pandang Amerika di sebuah agensi Marketing di Paris, Prancis. Serial yang memiliki 10 episode ini dibintangi oleh aktris dan aktor ternama seperti Lily Collins, Ashley Park, Lucas Bravo, dan Bruno Gouery.
Meskipun dari segi alur cerita serial ini menyenangkan untuk ditonton, serial Emily in Paris cukup banyak menuai kritik. Salah satunya adalah dari segi penokohan. Emily yang diperankan oleh Lily Collins dikarakterkan sebagai wanita yang ceria, bersemangat, optimis, dan memiliki banyak ide. Sayangnya, banyak penonton yang menganggap karakter Emily sangat mengikuti stereotipe wanita karir Amerika yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di Paris: arogan, merasa spesial, dan sok tahu. Seperti saat Emily protes tentang steak pesanannya yang berbeda dengan steak yang biasa dia makan saat di Amerika.
Perbedaan budaya yang ditampilkan dalam serial juga dinilai terlalu ekstrem. Emily dibenci oleh rekan kerjanya karena mereka menganggap orang Amerika hidup untuk bekerja sedangkan orang Prancis bekerja untuk hidup. Di dalam serial ini juga diceritakan bahwa orang-orang di Paris membenci mereka yang berbahasa Inggris dan tidak menggunakan bahasa Prancis. Nyatanya, tidak selalu orang Prancis membenci orang Amerika.

Selain karakter Emily yang dianggap menyebalkan, penggunaan media sosial yang dilakukan olehnya juga dianggap tidak masuk akal. Pada awalnya diceritakan bahwa Emily hanya memiliki 48 followers, namun secara tiba-tiba followersnya terus meningkat hingga 20 ribu padahal konten-konten yang diunggahnya tidak begitu menarik. Selain itu, Emily juga tidak terlihat seperti seseorang yang tahu bagaimana media sosial bekerja. Pertama, dia menggunakan tanda seru pada hashtag atau tagar. Semua orang yang aktif dalam menggunakan media sosial termasuk pembaca artikel Yesternight.id pasti tahu bahwa tanda baca tidak dapat bekerja dengan tagar. Kedua, Emily berkali-kali mengambil gambar dan video orang dan mengunggahnya di akun media sosialnya tanpa persetujuan orang-orang tersebut. Tentu saja hal ini tidak boleh dilakukan.
Terlepas dari komentar-komentar buruk dan kritik terhadap serial ini, Emly in Paris tetap menjadi salah satu rekomendasi serial komendi-romantis di Netfliz yang layak untuk ditonton. Kisah tentang Mindy, teman Emily di Paris, yang merupakan putri pengusaha di China yang kabur cukup menghibur. Karakter Mindy dibuat lucu dan sangat ramah. Sense of fashion di dalam serial ini juga sangat keren dan menarik sehingga dapat dijadikan inspirasi untuk OOTD sobat Yesternight.id.
Asalkan tidak mengikuti bagaimana cara Emily menggunakan media sosial, serial ini sangat cocok ditonton untuk hiburan.
Yesternight.id menyediakan berbagai jasa yang pastinya akan membantu meringankan beban anda dalam bidang dokumentasi, manajemen sosial media dan desain. Berlokasi di Palangka Raya Kalimantan Tengah, Indonesia, Yesternight.id menekuni berbagai bidang diantaranya, Produksi Video, Dokumentasi Event & Wedding, Desain Grafis, Optimisasi & Manajemen Social Media, serta Video & Photography produk.
Subscribe newsletter kami di sini untuk mendapatkan tips & perkembangan seputar Dunia Multimedia & Marketing gratis. Baca juga artikel-artikel lain di Artikel Yesternight.id dan jangan lupa follow sosial media Yesternight.id untuk informasi lainnya dan berita-berita terbaru.